Soal
persentase boleh jadi bisa debatable. Namun,
penilaian rakyat Indonesia terhadap politisi muda yang kelak bakal menjadi
pemimpin tentu harus diperhatikan secara seksama. Jika kita tarik benang merah
dalam konteks yang lebih luas, apakah pemuda Indonesia memang sudah mengalami
degradasi kepemimpinan sebegitu besar sehingga tidak bisa lagi dipercaya?
Mungkin ini yang perlu digugat kebenarannya.
Dari
berbagai survey bakal Capres 2014, yang muncul dengan persentase tertinggi
mayoritas masih dihuni oleh mereka yang sudah senior dan politisi generasi usia
60an tahun. Nama-nama seperti Megawati, Yusuf Kalla, Aburizal Bakri, Prabowo
Subianto, Hidayat Nur Wahid dan Wiranto, masih menjadi unggulan. Nama lain yang
muncul namun masih dalam kategori berusia 50an tahun seperti Ani Yudhoyono dan
Sri Mulyani. Dengan gambaran ini timbul pertanyaan, apakah memang sudah tidak
ada yang layak dari pemuda Indonesia dalam generasi usia 40an dan 30an tahun
untuk memimpin? Atau kah jangan-jangan kaum muda pada usia tersebut tidak diinput
sebagai entitas atau subjek survey? Wallahua’alam. Capres toh masih lama. Masih cukup waktu untuk membentuk peluang bagi kaum
muda untuk tampil ke kancah kepemimpinan negara.
Bagaimana
dengan konteks kepemimpinan muda daerah? Apakah peluang bagi
kepemimpinan muda dalam politik lokal cukup besar? Ataukah politik lokal juga
masih didominasi oleh para politisi senior? Kemungkinan itu tetap masih ada,
bukan? Terpenting adalah bagaimana calon pemimpin muda ini mampu menampilkan
kepemimpinannya dan mengintegrasikan pemikirannya dalam tindakan dan karya
nyata di masyarakat.
Melihat
dari proses politik yang terjadi saat ini, nampaknya banyak pemimpin yang digadang-gadang akan
maju cenderung variatif, berasal dari generasi senior dan muda. Namun apakah
ini akan menjadi satu perhelatan yang cukup sengit dengan dikotomi seperti ini?
Agaknya memang tidak perlu menerka-nerka. Sebab, yang pasti adalah sebuah
keharusan bagi kaum muda. Dengan kondisi saat ini dan proyeksi kebijakan
yang bisa jadi muncul dari pemerintahan sekarang, diperlukan sebuah pemikiran
dan dobrakan besar untuk bisa menjaga dinamika dan kehidupan masyarakat yang
lebih baik. Wajah-wajah lama dianggap sudah terkontaminasi dalam sistem yang
lama. Maka, selayaknya wajah-wajah baru tampil untuk merubah kondisi tersebut.
Daerah
ini membutuhkan leader, bukan
penguasa. Dan progresivitas kepemimpinan dibutuhkan untuk merubah keadaan
daerah saat ini, setuju? Jika generasi senior tak mampu menjalankan, maka
sepatasnya generasi muda menggantikan. Ini adalah realitas yang mau tidak mau
harus dijalani. Yang penting dukungan sosial masyarakat ada, integritas moral
dan perilaku dijaga, dan berani untuk tampil maju menjadi pemimpin, bukan hanya
menjadi pemimpi. Bagaimanapun, faktor usia juga menjadi penting dalam membangun
karakter kepemimpinan yang ada. Karena itu, untuk kepemimpinan Padang nanti perlu
gebrakan dari pemimpin muda untuk tampil membenahi Kota Padang yang lebih baik.
Mengapa? Karena selain faktor usia yang cenderung muda, soal pemikiran dan
pengalaman dalam politik lokal sudah cukup bisa mengantarkan generasi ini untuk
tampil maju kedepan dan meraih tampuk kepemimpinan daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar